Program bayi tabung atau pembuahan in vitro (IVF) kerap menjadi alternatif bagi pasangan kurang subur yang ingin menimang buah hati. Namun, ada bahaya dibalik prosedur pembuahan di luar tubuh manusia.
Para ilmuwan Institut Kanker Belanda menemukan, wanita yang melakukan inseminasi buatan berisiko mengalami kanker ovarium dua kali lebih tinggi ketimbang mereka yang melakukan konsepsi secara alami. Ini karena prosedur IVF memaksa ovarium agar menghasilkan sel telur lebih banyak ketimbang wanita yang memproduksi secara normal.
Penelitian mereka juga mengungkap bahwa stimulasi ovarium empat kali meningkatkan risiko yang lambat laun mendekatkan pada ambang batas 'tumor ovarium'.
Kesimpulan ini diambil dari menganalisis data lebih dari 19.000 wanita yang melakukan perawatan kesuburan, serta 6.000 wanita yang tidak menjalani perawatan IVF.
Dari 61 wanita yang mengalami tumor ovarium ganas dalam kelompok perawatan IVF, 31 diantaranya berada di ambang batas kanker ovarium, dan 30 lainnya menderita kanker invasif.
Peneliti utama Profesor Flora van Leeuwen mengatakan, "Penelitian ini adalah yang pertama menyertakan kelompok pembanding wanita yang tak menjalani IVF.
"Data kami dengan jelas menunjukkan bahwa stimulasi ovarium untuk IVF dikaitkan dengan peningkatan risiko tumor ovarium yang tetap tinggi hingga lebih dari 15 tahun setelah siklus pertama pengobatan," katanya seperti dikutip Daily Mail.
Diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction, penelitian ini digambarkan sebagai 'temuan' meskipun wanita yang terlibat masih sangat sedikit. Prof van Leeuwen mengatakan akan meneliti secara komprehensif 8.800 perempuan untuk menarik kesimpulan yang lebih khusus.
Dr Claire Knight, dari Penelitian Kanker Inggris, menambahkan "Penelitian menarik ini karena mengindikasikan kemungkinan adanya hubungan antara stimulasi ovarium untuk IVF dan tumor ovarium. Tapi belum jelas bahwa IVF menyebabkan kanker ovarium invasif."
Agar mengurangi risiko kanker ovarium, Dr Knight menyarankan agar wanita tidak merokok, menjaga berat badan dan diet seimbang.
Source: http://kosmo.vivanews.com/news/read/260215-bayi-tabung-tingkatkan-risiko-kanker-rahim
Baca Selengkapnya Di Sini....
Para ilmuwan Institut Kanker Belanda menemukan, wanita yang melakukan inseminasi buatan berisiko mengalami kanker ovarium dua kali lebih tinggi ketimbang mereka yang melakukan konsepsi secara alami. Ini karena prosedur IVF memaksa ovarium agar menghasilkan sel telur lebih banyak ketimbang wanita yang memproduksi secara normal.
Penelitian mereka juga mengungkap bahwa stimulasi ovarium empat kali meningkatkan risiko yang lambat laun mendekatkan pada ambang batas 'tumor ovarium'.
Kesimpulan ini diambil dari menganalisis data lebih dari 19.000 wanita yang melakukan perawatan kesuburan, serta 6.000 wanita yang tidak menjalani perawatan IVF.
Dari 61 wanita yang mengalami tumor ovarium ganas dalam kelompok perawatan IVF, 31 diantaranya berada di ambang batas kanker ovarium, dan 30 lainnya menderita kanker invasif.
Peneliti utama Profesor Flora van Leeuwen mengatakan, "Penelitian ini adalah yang pertama menyertakan kelompok pembanding wanita yang tak menjalani IVF.
"Data kami dengan jelas menunjukkan bahwa stimulasi ovarium untuk IVF dikaitkan dengan peningkatan risiko tumor ovarium yang tetap tinggi hingga lebih dari 15 tahun setelah siklus pertama pengobatan," katanya seperti dikutip Daily Mail.
Diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction, penelitian ini digambarkan sebagai 'temuan' meskipun wanita yang terlibat masih sangat sedikit. Prof van Leeuwen mengatakan akan meneliti secara komprehensif 8.800 perempuan untuk menarik kesimpulan yang lebih khusus.
Dr Claire Knight, dari Penelitian Kanker Inggris, menambahkan "Penelitian menarik ini karena mengindikasikan kemungkinan adanya hubungan antara stimulasi ovarium untuk IVF dan tumor ovarium. Tapi belum jelas bahwa IVF menyebabkan kanker ovarium invasif."
Agar mengurangi risiko kanker ovarium, Dr Knight menyarankan agar wanita tidak merokok, menjaga berat badan dan diet seimbang.
Source: http://kosmo.vivanews.com/news/read/260215-bayi-tabung-tingkatkan-risiko-kanker-rahim