Showing posts with label Anak. Show all posts
Showing posts with label Anak. Show all posts

Tuesday, November 8, 2011

Antibiotik dan Kekebalan Tubuh Anak

Ulasan mengenai pentingnya penggunaan antibiotik secara rasional untuk anak sudah sering dibahas. Tetapi efek samping yang baru diketahui hanyalah sebatas efek resistensi kuman. Padahal, penggunaan antibiotik secara berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit kronik.

"Penggunaan antibiotik yang tidak rasional diduga menjadi pemicu banyaknya kasus penyakit obesitas, diabetes tipe 1, alergi dan asma, yang kini jumlahnya naik dua kali lipat," kata Martin Blaser, profesor mikrobiologi dari New York University Langone Medical Center, AS.

Manusia juga sering disebut meta-organisme, karena banyaknya jumlah dan volume mikroba yang hidup dalam tubuh kita. Mereka hidup di usus, kulit, bahkan pusar.

Penelitian menunjukkan mikroba tersebut banyak yang memberi manfaat kesehatan, misalnya membantu tubuh mendapatkan vitamin K, energi, dan mencegah timbulnya penyakit autoimun.

Sementara itu antibiotik yang berasal dari kata anti dan bios (hidup, kehidupan), berarti suatu zat yang bisa membunuh dan melemahkan suatu makhluk hidup, yakni mikro-organisme seperti bakteri, parasit, atau jamur. Namun ia tidak membunuh virus.

Antibiotik memang obat ajaib dan ia telah berjasa meningkatkan usia harapan hidup manusia. Sayangnya dokter kerap dengan mudahnya meresepkan antibiotik, termasuk untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus.

Blasser yang puluhan tahun meneliti bakteri menemukan, penggunaan antibiotik yang tidak rasional memberi dampak lebih besar tapi kurang disadari, yakni mengubah komunitas mikroba dalam tubuh.

Dugaan itu diperkuat oleh penelitian tahun 2010 yang menemukan antiotik menyebabkan perubahan populasi mikroba di usus secara drastis dan tidak akan pernah bisa kembali menjadi normal. Riset lain menunjukkan antibiotik menyebabkan timbulnya bakteri super dalam tubuh yang bisa bertahan sampai 3 tahun.

Menurut Blesser, di abad 21 ini, bakteri yang selama ini sudah hidup di usus manusia ribuan tahun lalu kini jumlahnya kurang dari 6 persen. Penelitian itu dilakukan pada anak-anak di negara maju seperti AS, Swedia dan Jerman.

Penelitian menunjukkan penggunaan amoxilin, bisa menghilangkan 20-50 persen bakteri H.pylori. Efeknya, kanker usus kini jarang ditemukan. Tetapi penyakit seperti kanker esofagus dan refluks meningkat drastis.

"Hal itu ada kaitannya dengan berkurangnya bakteri H.pylori yang sebenarnya melindungi esofagus. Terganggunya keseimbangan bakteri ini juga menyebabkan seseorang lebih mudah terkena asma dan alergi," katanya.

Wanita yang lahir di tahun 1940-an populasi bakteri di tubuhnya masih normal karena pada saat itu baru dikenal dua jenis antibiotik. Jika mereka punya anak perempuan, kemungkinan jumlah bakteri baiknya sedikit berkurang, namun pada cucu dan cicitnya, jumlahnya semakin berkurang lagi.

"Setiap generasi memiliki jumlah bakteri yang makin sedikit. Saya tidak menyarankan agar bersikap anti pada antibiotik tetapi dokter seharusnya bersikap bijaksana dengan melihat manfaat dan kerugian dari peresepan antibiotik," katanya.

Sumber: health.kompas.com
Baca Selengkapnya Di Sini....

Monday, October 31, 2011

Racun Plastik saat Hamil, Pemicu Anak Agresif

Paparan bahan kimia yang banyak ditemukan dalam peralatan makan sehari-hari selama masa kehamilan dapat menyebabkan masalah perilaku dan emosional di kemudian hari. Bahan kimia Bisphenol A (BPA) memengaruhi agresifitas pada anak perempuan saat mereka dewasa.

Bahan kimia BPA, sering digunakan sebagai kemasan plastik dan botol, serta lapisan dalam kemasan makanan kaleng. Senyawa kimia ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes.

Penulis Joe Braun, peneliti di bidang kesehatan lingkungan di Harvard School of Public Health di AS, mengatakan, "Studi ini mengkonfirmasi dua studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa paparan BPA selama anak berada dalam rahim lebih penting ketimbang paparan setelah lahir," katanya seperti dimuat Telegraph.

Tim mengumpulkan sampel urin dari 244 ibu selama kehamilan, saat melahirkan kemudian membandingkannya dengan sampel urin anak-anak mereka saat berusia 1-3 tahun.

"Tidak ada anak yang memiliki perilaku klinis abnormal, tetapi beberapa anak memiliki masalah perilaku yang lebih daripada yang lain. Jadi, kami memeriksa hubungan antara ibu dan anak-anak konsentrasi BPA dan perilaku yang berbeda," ujarnya.

BPA ditemukan dalam 85 persen dari sampel urin para ibu dan lebih dari 96 persen dari sampel anak-anak.

Para peneliti menemukan, konsentrasi BPA ibu serupa dengan sampel yang diambil pertama kali dan saat melahirkan. Tingkat BPA pada anak-anak usia 1-3 menurun, tetapi lebih tinggi dan lebih bervariasi daripada ibu mereka.

Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor pemicu lainnya, konsentrasi BPA tinggi dikaitkan dengan perilaku hiperaktif, agresif, cemas, dan depresi serta lemahnya kontrol emosional pada anak perempuan. Pengaruh yang sama tak terlihat pada anak laki-laki.

Braun menyatakan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak kesehatan paparan BPA pada bayi dalam kandungan. Dia menyarankan wanita hamil untuk meminimalkan eksposur kimia dengan menghindari makanan kaleng dan kemasan. (eh)

Source: http://kosmo.vivanews.com/news/read/258324-racun-plastik-saat-hamil--pemicu-anak-agresif
Baca Selengkapnya Di Sini....

Kenali Autisme Lewat Wajah Anak

Karakteristik wajah seseorang dapat digunakan sebagai petunjuk sebuah penyakit. Peneliti asal Universitas Missouri menemukan, ada perbedaan wajah anak yang memiliki autisme dan anak yang berkembang normal.

Kristina Aldridge, penulis utama dan asisten profesor anatomi di Universitas Missouri, menemukan ada rahasia di balik 'wajah cantik' para anak autis.

"Anak-anak dengan gangguan lain seperti sindrom Down dan sindrom alkohol janin memiliki fitur wajah yang sangat berbeda. Wajah anak autisme memang kurang mencolok, dan sulit membedakan mereka di antara kerumunan anak-anak. Tapi Anda bisa mengenalinya lewat perhitungan matematis," ungkapnya seperti dikutip MSNBC.

Peneliti mengambil gambar tiga dimensi dari anak-anak dan menemukan anak-anak autis memiliki wajah bagian atas yang lebih luas dengan mata yang lebih lebar. Bagian tengah wajah lebih pendek, termasuk hidung, pipi dan mulut yang lebih lebar. Area philtrum -area di bawah hidung dan di atas bibir bagian atas juga lebih lebar.

Aldridge menganalisis 64 anak laki-laki dengan autisme dan 41 anak laki-laki normal yang sedang tumbuh dan berusia 8-12 tahun. Kesemua anak diambil gambarnya lewat prosedur tiga dimensi. Dia memetakan 17 titik di wajah, seperti sudut mata dan divot di bibir atas.

Semua geometri keseluruhan wajah dihitung lalu dibandingkan antara dua kelompok tersebut. Hasilnya menunjukkan ada perbedaan statistik pada anak-anak autis. Peneliti bahkan melihat perbedaan yang lebih jelas pada sekelompok kecil anak penderita autisme.

"Mereka menunjukkan perbedaan ciri-ciri klinis dan perilaku," katanya. "Hal itu memberitahu kita tentang beberapa penyebab autisme."

Aldridge mengatakan, gambar menunjukkan kaitan perkembangan selama masa embrio di pertengahan trimester pertama kehamilan ketika wajah mulai berkembang. Hal ini dapat membantu peneliti memahami lingkungan atau genetik selama perkembangan dalam rahim yang menyebabkan autisme.

"Temuan memberi penjelasan bahwa penyebab autisme kemungkinan terjadi sebelum kelahiran. Hal ini memungkinkan kita bertolak dari hipotesis secara langsung," katanya. (eh)

Source: http://kosmo.vivanews.com/news/read/258205-kenali-autisme-lewat-wajah-anak
Baca Selengkapnya Di Sini....

Main di Luar, Buat Mata Anak Lebih Sehat

Biarkan saja, jika buah hati lebih sering bermain di luar rumah dibandingkan di dalam rumah. Bukan hanya agar ia lebih banyak melakukan aktivitas fisik tetapi juga demi kesehatan matanya. Bermain di luar rumah ternyata bisa mengurangi risiko anak terkena rabun jauh.

Faktanya, anak dengan gangguan mata minus, hanya menghabiskan waktu di luar rumah kurang dari 3,7 jam tiap minggunya. Ini sangat sedikit jika dibandingkan waktu yang dihabiskan anak dengan mata normal di luar rumah.

Seperti dilansir dari Telegraph.co.uk, hal ini menurut review yang dilakukan oleh Dr. Justin Sherwin dan Dr Anthony Khawaja, pada delapan penelitian yang melibatkan 10.400 orang. Pemicu rabun jauh atau miopi telah dikaitkan dengan sejumlah faktor, termasuk jumlah waktu yang dihabiskan mata untuk fokus pada objek yang dekat. Diketahui, hanya dengan menghabiskan banyak waktu di luar rumah, bisa melindungi penglihatan seorang anak.

Masalah gangguan rabun jauh ini paling parah ternyata terjadi di Asia Timur. Sebanyak 80 persen dari populasi menderita rabun jauh, negara-negara ini seperti Jepang dan China.

Doktor Sherwin mengatakan, manfaat dari menghabiskan waktu di luar rumah pada mata juga bisa dikaitkan dengan peningkatan paparan sinar ultraviolet. Dari penelitian laboratorium diketahui kalau miopi disebabkan juga oleh sinar ultraviolet yang bisa mengontrol jarak penglihatan. Ini berarti, kurangnya paparan sinar matahari bisa membuat jarak penglihatan terlalu panjang.

"Ini juga bisa disebabkan oleh kurangnya mendapat sinar ultraviolet. Tetapi, bisa juga karena kurang melihat kejauhan," kata Dr. Sherwin. (eh)

Source : http://kosmo.vivanews.com/news/read/259288-main-di-luar--buat-mata-anak-lebih-sehat
Baca Selengkapnya Di Sini....

Bahaya Sulit Bedakan Permen dan Obat

Dimana Anda menyimpan obat-obatan di rumah? Di sebuah kotak khusus yang jauh dari jangkauan anak atau bisa dimana saja? Obat-obatan yang dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan rumah yang memiliki anak kecil bisa medatangkan bahaya bagi kesehatan buah hati.

Data Pusat Asosiasi Pengendalian Keracunan AS mengungkap, anak-anak yang harus menjalani perawatan akibat keracunan obat meningkat 30 persen antara 2001-2008.

Anak-anak masa kini memiliki akses lebih besar pada obat-obatan ketimbang masa sebelumnya. "Obat kini bisa ditemukan di mana-mana dalam rumah. Dan anak-anak makin mudah menemukannya," kata Dr Michael Lanigan, dokter unit darurat SUNY Downstate di Bay Ridge New York.

Obat yang kerap tak sengaja diasup anak termasuk obat tidur, penghilang rasa sakit, obat jantung, diabetes, flu, aspirin dan acetaminophen.

Seringkali efek samping obat bekerja seperti racun dalam tubuh anak."Obat tidur adalah obat penenang yang sangat kuat dan jika diminum dalam jumlah besar dapat menyebabkan orang tertidur, bahkan koma," kata Lanigan kepada laman Aol.

Dia menambahkan, obat kardiovaskular dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan detak jantung.

Dalam konverensi Pediatrik Amerika, seorang gadis cilik, Casey Gittelman,12, dan rekannya mempresentasikan sebuah temuan unik yang juga dilakukan di sekolahnya. Dia mencampur masing-masing 20 jenis permen dan obat-obatan. Dia lalu meminta 30 guru dan orang tua serta 30 siswa TK untuk membedakan mana permen dan obat.

"Saya sudah menduga banyak anak TK yang sulit membedakan mana permen dan obat. Namun saya sangat terkejut banyak guru dan orang dewasa yang juga sulit membedakan mana permen dan obat," kata Casey.

Studinya menemukan, satu dari empat mahasiswa dan satu dari lima guru mengalami kesulitan membedakan antara obat dan permen. Dia menemukan, obat yang berbentuk bulat, mengilap, memiliki warna serupa, dan tak bertulis paling sering disangka permen.

"Saya pikir agar produsen obat harus memproduksi obat yang terlihat berbeda dari permen sehingga mengurangi kekeliruan pada anak-anak," tambahnya.

Lanigan menambahkan, obat beracun sebaiknya dikemas dengan bentuk yang tidak berwarna-warni. Dia juga mengingatkan agar orang tua menyimpan obat di lokasi yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak. Selain itu, obat yang tidak digunakan lagi atau sudah habis masa pakainya segera dibuang.

Source : http://kosmo.vivanews.com/news/read/260253-bahaya-sulit-bedakan-permen---obat
Baca Selengkapnya Di Sini....

Monday, August 1, 2011

Tips Mengajarkan Anak Balita Membaca

Belajar membaca dapat dilakukan sejak dini dimasa anak masih balita. Namun pemberian materi pembelajaran tidaklah sama dengan orang dewasa, kita harus menerapkan trik khusus untuk balita supaya si anak dapat belajar dengan ceria.


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajarkan anak balita membaca :
  • Buat suasana belajar santai seperti bermain, sehingga anak kadang tidak menyadari bahwa dia sedang belajar.

  • Memakai alat pembantu seperti karton yang berwarna warni dan tertulis huruf alfabeth dengan ukuran yang besar. Bila si anak sudah mulai memahami huruf buatlah beberapa kalimat pendek dan akrab di telinga anak, seperti UMI, ABI, AYAH, IBU dan sebagainya.

  • Kata-kata atau huruf ditulis dengan spidol besar, ditulis rapih dan jelas. Perlu diperhatikan juga model huruf harus sederhana dan konsisten supaya anak tidak bingung dalam membacanya.

  • Katakan dengan jelas setiap huruf dan kalimat yang sedang diajarkan, supaya anak mengikutinya dengan benar.

  • Beri hadiah apabila dapat membaca dengan sempurna, hadiah bisa berupa makanan, minuman, mainan atau bahkan hanya sebuah pujian yang dapat menyemangatkan anak.

  • Penggunaan alat bantu belajar membaca harus bersih dan aman, tidak ada ujung yang tajam atau bahan berbahaya bagi anak.

  • Ulangi belajar membaca ini setiap hari, agar anak dapat mengulangi apa yang telah dipelajarinya hari kemarin dan dapat menambah kalimat-kalimat baru yang lebih banyak lagi.

Baca Selengkapnya Di Sini....

Saturday, May 28, 2011

Cara Agar Anak Mau Makan Sayur

Sayuran adalah makanan yang penting untuk kesehatan dan perkembangan tubuh anak, namun masalahnya kebanyakan anak kurang menyukai sayuran. Tapi Ibu jangan menyerah dulu dengan menerapkan sedikit trik dibawah ini, anak akan mulai menyukai sayuran dengan senang hati.


Ikuti tips mudah agar anak mau makan sayur berikut ini :
  • Sajikan sayuran dengan tampilan yang unik, sahabat bisa membuat wortel menjadi bentuk bintang atau jadi boneka. Kreasi ibu akan menarik perhatian anak sehingga anak mau makan sayuran dengan senang hati.

  • Sembunyikan sayuran dalam menu makanan yang akan disajikan. Misalnya masukkan beberapa potong selada ke dalam roti, membuat kue dengan bahan dasar wortel, membuat martabak mie dengan isi sayuran, irisan labu kecil-kecil kedalam spaghetti saus.

  • Tambahkan saus agar memberikan rasa yang lebih lezat, jenis saus disesuaikan dengan kesukaan anak anda.

  • Berikan hadiah bagi anak yang mau makan beberapa jenis sayuran. Cara ini merupakan cara ampuh karena hadiah selalu menarik buat anak.

  • Berikan contoh oleh orang tuanya dengan memakan sayuran di meja makan bersama. Anak biasanya mencontoh apa yang dilakukan orang tua di keluarganya.

Baca Selengkapnya Di Sini....

Thursday, May 26, 2011

Mengatasi Kebiasaan Mengompol Pada Anak

Mengompol pada anak adalah hal yang wajar, tetapi jika anak sudah berusia lebih dari lima tahun masih mengompol hal ini mungkin menjadi masalah yang harus segera diatasi.


Menurut penelitian mengompol dialami kira-kira 1 dari 3 anak berusia 4 tahun dengan jumlah anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Pada usia 6 tahun, 10% anak-anak belum juga lepas dari masalah ini. Diantara anak-anak berusia 10 tahun, lima persennya masih kesulitan untuk konsisten tidak mengompol.

Beberapa tips berikut ini semoga dapat membantu ibu untuk mengatasi kebiasaan mengompol pada anak :
  • Membatasi minum pada malam hari

  • Menghindarkan anak mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein dan soda

  • Biasakan pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil sebelum tidur

  • Berikan pujian atau hadiah ketika anak berhasil tidak mengompol.

  • Ajak anak untuk membantu membersihkan tempat tidurnya, dalam suasana kerjasama yang baik tanpa kemarahan.

  • Jangan memperlakukan anak seperti bayi dengan memaksa dia mengenakan popok. Hal ini malah menjadikan anak tidak dewasa dan menganggap kebiasaan mengompol adalah hal yang dibolehkan oleh orang tuanya.

Baca Selengkapnya Di Sini....

Wednesday, May 25, 2011

Cara Memilih Mainan Anak

Masa anak-anak banyak dihabiskan untuk bermain, mereka bermain dengan mainan dengan berbagai macam bentuk, jenis dan bahannya. Kita sebagai orang tua harus pandai-pandai memilih mainan agar tidak menimbulkan efek negatif bagi pertumbuhan anak tercinta.


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih mainan untuk si buah hati diantaranya :
  • Pastikan bahan mainan tidak mengandung unsur berbahaya seperti beberapa jenis cat yang menyebabkan keracunan apabila digigit oleh anak

  • Usahakan untuk anak di bawah usia 3 tahun jangan diberi mainan yang kecil, karena berisiko tertelan

  • Sebaiknya hindari mainan yang terbuat dari logam agar tidak berbahaya

  • Pastikan mainan diberikan pada anak yang usianya tertera di kardus mainan

  • Pilihlah mainan yang dapat meningkatkan daya kreatif anak, seperti menyusun gambar, menyusun warna dan mainan sejenisnya

  • Pilih bahan mainan tersebut yang tidak mudah patah, sebab dikhawatirkan dapat tertelan bagian yang patah atau melukai anak

  • Hindari mainan yang tajam dan berbentuk runcing karena dapat membahayakan keselamatan mata si anak

Baca Selengkapnya Di Sini....